Kamis, 27 September 2012

#volpenclass edisi: 27 Sept 2012




            Twitter .. sekali denger kata itu, siapa sih yang ngga tau. Gue adalah salah satu pengguna social media tersebut. Udah sekitar dua tahunan gue berkecimpung sama tweet tweetan. Kalo mau nggunain itu dengan maksimal gue saranin sih nge-follow yang perlu aja. Selain teman sendiri, artis atau tokoh yang memotivasi, sebuah situs juga rasanya perlu. Semisal situs penulisan, situs koran net dan sebagainya. Nah berhubung gue suka nulis atau bikin cerita, dari sebuah tweetan @radityadika yang memberi tahukan ada kontes menulis cerpen kolaborasi di internet langsung deh gue ikutin itu situs. Situs itu adalah @VolpenID .. Gue bilang ini situs begitu bermanfaat, ngasih kesempatan buat belajar nulis dan bikin buku secara berjamaah. Ngasih banyak manfaat juga lah pokoknya. Akun twitternya juga semakin ramai dengan  acara acara tertentu. Semisal aja kayak hari ini –Kamis- selalu ada #volpenclass yang ngajarin banget gimana jadi penulis. Kelas Kamis sore ini membahas soal permulaan bikin cerita. Kadang emang sering sih bingung ngawalinnya gimana atau tiba tiba berhenti gitu aja, gini nih tips yang diberikan sama VolpenID : 

(1)   You need to relax. Jangan stres sendiri mikirin awal yang menurut kamu bagian yang sangat penting dalam sebuah cerita

(1b) You're the writer! Punya kapasitas untuk menambah, mengurangi, atau bahkan mengulang awal cerita. So, don't stressed out!

(1c) Ada saatnya kamu bisa tau jelas apa yang mau kamu tulis di awal, tapi ada saatnya kamu buntu total. Nah, kalo udah gini simply tuliskan apapun itu yang ada di pikiranmu! Believe in yourself! Jangan takut jadinya bakal jelek. Stay relaxed! 
(2)   Nah, kalo kamu udah tau cerita kamu bakalan tentang apa, ada bagusnya juga untuk buat outline alias kerangka cerita

(2b) Kerangka cerita kamu ngga harus langsung detil dan terorganisir ya. Dengan membuat kerangka cerita, kamu jadi tau kejadian-kejadian apa yang kira-kira bakal stand out , dan kamu juga bisa memilih kejadian yang bisa kamu jadikan awal dari cerita kamu

(2d) Jadi, misalnya, kamu bisa ambil event yang paling penting dari semua event lain, alias klimaks dari cerita kamu

(2e) ... terus kamu jadiin awal. Nah, dengan cara itu, kamu bisa bikin pembaca kamu penasaran sama cerita kamu. Tapi inget, kalo kamu pake metode ini, event yang kamu pake harus memegang peranan penting dalam keseluruhan cerita

(2f) Kalo ngga, setelah pembaca baca buku kamu, mereka akan refer back ke awal dan bertanya, "Trus awalnya tadi maksudnya apa?"

(2g) Instead, kamu harus bisa membuat mereka refer back ke awal cerita setelah baca buku kamu, dan berkata, "Oh jadi gitu.."

(2h) Jadi mereka bisa relate antara awal cerita kamu dengan keseluruhan cerita dan kenapa kamu meletakkannya di awal

(2i) Dengan cara ini, biasanya cerita kamu bakal lebih menarik loh. Karena pembaca jadi menebak-nebak apa yang terjadi

(3a) Kadang kita pengen bikin cerita kita misterius, boleh-boleh aja sih. Tapi jangan sampe kamu pake bahasa yang terlalu rempong sampe-sampe pembaca kamu malah jadi bosen. Inget, masa-masa awal adalah masa di mana pembaca baru mulai

(3b)  "percaya" sama kamu, jadi jangan bikin mereka bosen dan cape dengan bahasa-bahasa yang susah dan alur yang super rumit

(4a) Some people try too hard to begin their story. Padahal sebenernya kamu ngga harus mulai dari awal kok, it’s your right to decide where to start. Kamu bisa mulai dari dari konflik, dari event apapun yang ingin kamu tulis atau bahkan akhir

(4b) Jadi, kalo emang kamu belom tau awalnya enaknya kaya apa, tulis aja dari ending. For some people, it might work!

(5a) Meski tadi mimin bilang jangan terlalu rumit, tapi jangan terlalu "plain" dan rutin juga ya

(5b) People usually expect something in the beginning to keep them reading. So, kalo awal cerita kamu kurang penting dan dragging

(5c) ..bisa jadi mereka malah bosen dan males. Misalnya, fokus cerita ada di malam hari, dan kamu memulai setting dari bangun tidur

(5d) Hal itu ngga akan jadi masalah kalo kamu punya alasan kuat untuk menceritakan event tersebut, tapi kalo ngga, mending jangan

(5e) Ngga ada yang salah dengan menceritakan rutinitas loh. Cuma, kalo terlalu plain dan terkesan ngga ada hubungannya dengan cerita, mending jangan. Takutnya pembaca kamu keburu ngacir duluan, padahal kamu punya something yang istimewa di tengah cerita

Kelar deh belajar sore ini, belajar nggak melulu di kelas dan duduk di bangku dengan manis cuy. Tapi bisa juga ala volpen begini. Selain seru ngetweet kalian bakal seru juga nyaring ilmu yang udah diberikan lewat jejaring sosial ini. Beruntung banget buat yang suka nulis, jangan segan segan nuangin kreasi kalian dalam bercerita atau sekalian bikin novel haha. 

Sabtu, 15 September 2012

130912 dan RGFM (Sebuah Moment)


Inilah hari gue bersama mereka, 13 September 2012 dihari Kamis. . . .



Jadi ceritanya Kamis kemarin gue berhasil keluar dan jalan jalan sama mereka. Mereka adalah sobat gue, Fitria Marsya dan Ilan N. Hanifah atau akrab dengan Fitri dan Ifa. Kita bertemu ketika duduk dibangku SMA kelas sebelas IPA 1. Kalo sama Ilannya sih sedari kelas sepuluh, kita sekelas. Nah baru sama Fitrinya di kelas sebelas, ketika itu dia sedang ingin menghadiri konser Vierra diacaranya Deteksi. Nah dari situlah gue jadi akrab sama Fitri, akrab sama semua dan deket bertiga. Sering curhat dan emm gokil gokilan mungkin. Oke gue bakal ke inti permasalahan di hari Kamis, ini adalah inti ceritanya -pasang backsound ala film laga

Jadi udah lama banget kita merencanakan untuk keluar bareng, jalan dan nonton (mungkin) atau hanya sekedar mau ngonix. Itu rencana udah dari beberapa bulan yang lalu sebelum kita akhirnya lulus jadi anak SMA. Rencana kita selalu tertunda, ada yang nyiapin buat tes masuk PTN ada yang dikurung sama bokap nyokap karena takut ada hal apa apa. Lebih parah sih karena mau UNAS waktu itu, kita dipingit habis habisna agar UNAS ngga ada apa apa menimpa diri kita. Semua menjadi kendala bagi kita untuk ngonix, padahal kita pengin banget foto disebuah kotak itu -studio foto Onix- dengan seragam putih abu-abu. Nyatanya sampai lulus SMA juga belum kesampaian. Akhirnya datanglah ide untuk nonton film yang pengin diliat dari jauh jauh hari. Ada yang nunggu premierenya "Mama Cake" dan ada yang lebih milih "Radio Galau FM" tapi akhirnya kita milih RGFM. Memutuskan untuk lihat perdana dan kebetulan harinya pada pas -sesuai maksudnya- setujulah semua ketemuan dan akhirnya jalan bareng bertiga dihari Kamis 13 September 2012. 
Bertemuanlah kita disebuah mall di Surabaya, oh semua pada berubah penampilannya. Maklumlah udah pada dewasa, udah sadar penampilan dan dandan biar cantik. Menujulah kita ke Cinema 21 di lantai atas mall tersebut. Pintu bioskop dibuka dan kita menyerbu mbak penjual tiketnya, taraaa dalam genggaman tiga tiket RGFM 
12.15 WIB masuk pintu teater yang ditentukan, dan film dimulai. Ini film sebenernya soal cinta tapi berhubung ada Jordi Onsu kayaknya ngga ngeh kalo serius genrenya penuh dengan cinta, jadi komedi pun  juga dapet. Nah disini si Fitri malah sempet netesin air matanya, maklumlah dia punya cerita soal cinta dengan hubungan lawan jenis. Gue mah yang ada malah envy, gue ngga pernah pacaran cuy. Oke cukup ngungkap cerita gue yang magis itu. Setelah nonton, kita langsung cusss ke X-Studio untuk berpose disebuah kotak dengan flash dari kamera yang telah disediakan. 
Yah begitulah kisah kita hari ini (Kamis), akhirnya tercapai sudah keinginan kita jalan bareng. Untungnya aja ada Radio Galau FM jadi hang out kita ngga monoton banget kesannya. Bisa dibilang kejadian ini reuni kecil kecilan antara kita bertiga. Yah sebelum akhirnya makin sibuk dengan kerjaan masing masing dan sibuk menuju perjalanan yang lebih dewasa. Mudah mudahan ini menjadi kenangan terindah seperti kata Samsons. Love you all my besties -emoticon titik dua bintang-

Cerita ini juga gue ceritain di nuruliyung.tumblr.com tapi dengan hasil penulisan yang berbeda


Jumat, 14 September 2012

Tak se-Fiksi Teenlit


Selingan dari cerita hati……

Ketika gue lihat ftv yang bertemakan cinta, cerita soal dua insan manusia yang berlawan jenis sedang saling mengenal lalu pedekate dan menjalin hubungan itu bikin envy banget. Gimana ngga, itu cerita kayaknya indah banget dan sempurna. Semua begitu indah ketika diceritain disebuah ftv atau film atau bahkan tulisan teenlit. Mulai dari perhatiannya sampe ending yang happynya over gitu. Sempurna perfecto deliciousono halah makin ngaco haha. Emang bener yang disampein diakhir tayangan sebuah ftv “karya ini hanya fiktif belaka” yang dimana jarang banget kejadian di non fiksinya. Ya wajarlah itu cerita emang dibikin sama seorang penulis dan sebuah tulisan begitu beda dengan cerita dari Tuhan. Mungkin ada yang sama tapi masih seribu satu banget. Paling paling yah ceritanya penulisnya sendiri. Terkadang penulis juga masih nge”hiperbola”in tulisan biar bisa ditangkap baik sama pembaca atau penikmatnya. Kalo itu cerita sesuai kenyataan dan tak diubah sedikitpun, namanya bukan lagi cerita cinta atau ala teenlit tapi udah jadi berita!
           
            Cerita sebuah ftv atau film bahkan teenlit itu penuh konotasi atau bahkan hiperbola intinya semua itu majas. Suatu hari gue baca teenlit tentang anak SMA yang baru aja masuk sekolah dan tiba tiba tabrakan sama kakak kelas terus muncul lambang cinta alias gambar hati diantara jarak mereka berdiri. Disitulah momen kenalan terus minta nomer atau tumbuh benih benih cinta atau saat liat film yang soal cinta juga, tanpa sengaja meja sebuah cafĂ© penuh dan hanya ada satu bangku yang tersisa. Ada cowok atau cewek yang tak dikenal kemudian meminta izin untuk menduduki bangku tersebut kemudian cair dalam obrolan yang diawali dengan perkenalan. Hassshh semua hanya dalam realita fiktif yang ngga kebanyakan orang ngalamin itu juga. Indah sih, kadang gue juga senyum senyum sendiri kalo ada adegan penuh perhatian dari suatu hubungan. Itu tandanya gue iri pake banget. Gue selalu berharap bisa  kejadian sekali aja, satu adegan doing udah ngga papa atau satu bab dalam teenlit pun gue bakal menjadikan dan membelokkan peryataan gue sebelumnya. Kalo itu beneran terjadi gue bakal bilang teenlit indah dan seindah hidup ini yang sebelumnya gue selalu bilang semuanya fiktif tanpa pernah ada di non fiksinya. Sayangnya itu semua belum kejadian cuy. Entah nunggu berapa hari atau berapa minggu atau berapa bulan atau bahkan berapa tahun lagi itu terjadi. Magis banget hidup gue soal cinta, lebih lebih sih soal cinta pada pasangan lawan jenis. Selama ini gue ngga pernah ngerasain jadi seperti salah satu tokoh cerita cerita itu –ftv, film dan teenlit- Kalo boleh nangis ala sinetron Indonesia yang notabene lebih parah dari sebuah ftv. Eits tapi jangan deh, nangis lebay mah ngapain banget ntar yang ad ague jadi alay –anak lebay-

            Jadi pada intinya hidup itu ngga seindah dari sebuah teenlit atau bahkan bisa jadi jauh lebih dari cerita teenlit. Meskipun masalah cinta lawan jenis dalam hubungan itu tak seteratur dan seindah (lagi) dari sebuah teenlit gue tetep harus bersyukur. Mungkin kelak suatu hari nanti Tuhan memberikan sebuah cerita yang begitu indah tentang itu –cinta ala teenlit dkk- Gue ngga pernah tau siapa jodoh gue, bagaimana cerita hidup gue kelak atau gue diberi kesempatan merasakan pacaran atau ngga itu gue ngga pernah tau. Meskipun di dunia ini ada yang namanya dukun peramal dkk yang sok sokan ngeramalin masa depan tapi yang tetep aja mereka bukan Tuhan. Sebagai pembaca teenlit gue cuma menikmati tulisan si penulis. Kalopun gue penonton ftv dan film gue cuma menjadi anak bangsa yang menyayangi dan mengapresiasi karya anak bangsa dengan baik. Apapun karya seorang penulis adalah suatu kreatifitas, imajinasi itu keren dan mahal banget mikirnya. Semua anugerah Yang Maha Kuasa sehingga timbullah banyak cerita dan kreatifitas manusia. 

Sayang atau Cinta -bab awal-



Apasih yang salah dari gue sayang lo?

Ketika pagi tiba, awan masih gelap dan matahari belum terlalu terlihat. Reisa pergi dengan mata yang masih berat, menuju taman dekat rumahnya. Entah apa yang sedang ia pikirkan, suasana komplek rumah yang masih sepi hanya orang pedagang sayur yang mempersiapkan dagangannya. Jelas itu kondisi yang masih begitu pagi. Mendengarkan musik koleksi mp3nya yang berputar secara shuffle dan menikmati udara pagi yang begitu segar dan tentu masih hening. Berjalan dan berjalan tak mempedulikan sekitar, hingga teman kompleknya menegurnya. Bayangan yang sedang tak terbayang dalam benaknya, ia sedang merasa (masih) dalam mimpi. Beberapa hari ini Reisa sedang tak tentu arah setelah seminggu yang lalu orang yang ia kasihi dan cintai harus tega meninggalkannya untuk menikah, Denri nama kekasihnya itu. Reisa sangat mencoba untuk merelakan dan menyemangati dirinya sendiri. Namun hingga seminggu ini ia hanya termenung dan sering memandangan kosong. Seakan menerawang jauh dari kota yang terlalu banyak hiruk pikup.   
Awalnya Reisa adalah anak yang ramah dan periang. Tinggal ditengah kota Jakarta dan masih duduk di bangku SMA. Beberapa hari lalu ia naik ke kelas 3 dan tentunya mendapati teman yang berbeda lagi di kelasnya. SMA Citra Harapan kelas XII Ipa 3 dan duduk dengan Seindra anak berjilbab yang santun dan baik. Seindra juga temannya ketika di kelas sebelumnya, namun tak terlalu akrab dengan Reisa. Hingga ketika Seindra mendapati Reisa dengan wajah yang amat pucat saat baru saja sampai dipelataran SMA. Seindra begitu takut dengan kondisi Reisa, hingga Seindra memopongnya untuk menuju UKS sekolah. Disana Reisa memejamkan mata dan mencoba menenangkan diri dari pikiran yang selalu memikirkan Denri. Sebisa ia membuka mata dan meyakinkan dirinya sendiri untuk menghadapi kenyataan ini. Sebelah Reisa masih ada Seindra yang setia menemani ia sedari tadi. Merawat Reisa sewaktu di UKS dan mencoba menanyainya tentang kondisi tubuhnya sekarang. Reisa hanya terdiam dan tersenyum kepada Seindra. Akhirnya Reisa membuka pembicaraan dan mencurahkan segala kondisi hatinya selama ini kepada Seindra. Seindra mengusap air mata yang perlahan jatuh di pipi Reisa, memberi semangat kepadanya dan kembali menenangkan dan menenangkan. Setelah kondisi Reisa sedikit membaik dan sudah cukup kuat untuk berjalan menuju kelas, akhirnya mereka pergi meninggalkan UKS.
Sedang menjelaskan pelajaran Fisika, pak Narto menyambut kedatangan Reisa dan Seindra. Pak Narto menanyakan keadaan Reisa, dan memberi keringanan waktu untuk Reisa tetap beristirahat di UKS. Namun Reisa tetap ingin mengikuti pelajaran Fisika meskipun hanya tersisa sekitar 30 menit. Kondisi kelas tetap tenang tanpa ada yang kepo terhadap kondisi Reisa. Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi, masih tetap tenang sampai pak Narto tak terlihat dibibir pintu. Booom mereka menyerbu Reisa dan menanyakan apa yang terjadi pada Reisa pagi tadi. Reisa menyambut mereka dengan senyuman dan seolah olah tak ada apapun yang terjadi, menunjukkan kepada mereka yang begitu kepo bahwa ia begitu baik baik saja. Tertawa dan ikut pembicaraan beberapa kawannya yang memilih tidak pergi ke kantin , kondisi ia membaik bahkan ia saat ini sedang tidak memikirkan Denri. Larut dalam perbincangan tentang masa depan dan pencapaian, hari ini sebagian hari yang indah di sekolahnya. Sepulang sekolah ia mengajak Seindra untuk ke perpustakaan kota yang berjarak 5 km dari sekolah mereka. Mencari materi Bahasa Indonesia untuk presentasinya besok lusa. Ia memang lebih suka pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan ketimbang internet, tapi setelah ia merasa masih kurang data maka ia akan menulusuri internet. Seindra begitu senang selama menemani Reisa di perpustakaan ia tak mendapati kemurungan sedikit pun pada wajah Reisa. 
...........................................................